Popular Post

Popular Posts

Posted by : kiedu Rabu, 27 Januari 2016



Goa Wareh merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di daerah Pati, Jawa Tengah. Wareh berasal dari kata bahasa jawa yaitu Sumareh. Sumareh sendiri berarti bersahaja atau pasrah. Dengan begitu Goa Wareh adalah goa dimana jika berada disana kita mengutamakan untuk pasrah pada Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk bisa mendapatkan berkah yang diberikan oleh Tuhan melalui mulut Goa Wareh.
Terbukti goa ini memang sangat memberkahi warga desa, maka dari itu para penduduk membangun sebuah Mushola sebagai tempat ibadah orang muslim yang letaknya tidak jauh dari Goa Wareh. Goa Wareh memiliki cerita atau mitos yang masih lumayan kental. Cerita tersebut sebagian berasal dari tokoh pawayangan dan sebagian adalah cerita peduduk yang mungkin kita tidak akan menemukannya di dalam tokoh pawayangan.
Adapun ceritanya adalah sebagai berikut. Pada zaman dahulu kala saat ada cerita tentang pawayangan dan kerajaan, hiduplah seorang Senopati yang sangat disegani oleh masyarakat sekitar, nama Senopati itu adalah Senopati Mintoro Rogo, yang bekerja di salah satu pemerintahan. Awal sebelum terbentuknya Keraton Pati Pesantenan. Pati Pesantenan sendiri awalnya terdiri atas dua pemerintahan yang bergabung atau digabungkan tepatnya yaitu pemerintahan Paranggaruda dan Carangsoka. Senopati Mintoro Rogo adalah salah satu senopati kepercayaan dari Pemerintahan paranggaruda. Suatu ketika terjadi perselisihan dikarenakan perjodohan diantara dua pemerintahan. Adipathi Yudapati dari paranggaruda yang merasa terhina oleh tolakan pemerintahan Carangsoka pada anaknya, memutuskan untuk mengambil jalan menyerbu pemerintahan Carangsoka. Maka dari itu ditugaskanlah setiap Senopati untuk mengatur setiap anggotanya untuk menuju kedalam medan perang.
Sang Senopati Mintoro Rogo adalah sosok yang mencintai istrinya, istrinya bernama Dewi Suprobo. Istrinya pun begitu, cantik dan sangat setia pada suaminya. Senopati khawatir, jika pada saat perang nanti dirinya akan kalah. Maka dari itu dia membawa istrinya pada suatu tempat persembunyian sebelum dia berangkat menuju kedalam medan pertempuran. Maka dengan kesaktiannya dia menerawang tempat yang cocok untuk menempatkan istrinya. Singkat cerita dipilihlah tempat yaitu disekitar utara gunung kapur.
Senopati memilih tempat itu, karena tempat itu memiliki tanah yang subur dan bisa ditanami bahan makanan berupa palawija, dan beberapa jenis sayuran. Tidak lupa dia juga mengutus salah satu bawahan kepercayaannya yang sakti mandraguna untuk dijadikan pelindung istrinya selama dia pergi berperang.
Sosok inilah yang masyarakat sekitar kedumulyo sering menyebutnya sebagai "Semar". Karena "Semar" merupakan suatu istilah untuk seorang penjaga atau bahkan guru yang selalu membimbing, menjaga dan memberikan ilmunya pada muridnya, namun seiring demikian itu ilmu Semar tak akan pernah tertandingi dan juga semar tak akan pernah berlaku sombong bahkan Semar selalu memberikan nasihat-nasihat pada orang yang dijaganya.
Seperti sewajarnya sebagai seorang istri yang mencintai suaminya, ketika suami menjalankan tugas yang sangat berat dia akan merasa gelisah dan tidak karuan isi hatinya. Dia mondar mandir, berjalan kesana kemari, dan banyak diantara hari-harinya dihabiskan dengan keadaan murung dan tidak mau makan. Maka sang penjaga pun merasa iba akan tuannya itu. Untuk menjaga mandat yang diberikan oleh sang Senopati. Maka Pengawal itu kadang mengajak istri Senopati untuk makan rujak yang dibuat oleh sang penjaga atau Semar. Sedangkan Dewi Suprobo membuat kukusan atau memasak makanan nasi.
Konon dua pohon di depan goa yaitu, pohon asem dan kepoh memiliki kisah masing- masing. Pohon asem dikarenakan upaya Syang Semar menenangkan Dewi Supobro untuk membuat rujak dan bumbu rujak itu sendiri akan terasa nikmat jika di tambah asem, sedangkan pohon kepoh sendiri menceritakan tentang saat sang dewi memasak kekep atau kukusan penutup nasi yang mengeluarkan air. Dari tetesan air itulah asal usul pohon kepoh.

Hampir setiap hari Dewi Suprobo melakukan Pertapaan disekitar gunung tersebut, dan dia selalu mengingat janjinya bahwa jika dia mendapatkan kabar bahwa pihak suaminya kalah, dan suaminya tidak kembali lagi dalam jangka tertentu maka dia akan melakukan pertapaan dan tidak ada yang akan bisa menemukannya, dan dia menyumpah sang Semar agar tidak memberitahukannya pada siapapun tempat pertapaannya.
Suatu hari, terdengarlah kabar burung yang meluas dari para penduduk yang lewat tempat sang Dewi tinggal bahwasanya Pemerintahan Pesantenan dengan rajanya yang agak congkak dikalahkan oleh pemerintahan Carangsoka.
Benarlah dia akan menepati janjinya, maka dia memerintahkan pengawalnya yang sakti mandaraguna untuk membuatkan suatu tempat pertapaan baginya. dipilihlah lokasi dimana tempat air muncul diatara celah batu. awalnya dia merekomendasikan tempat keseharian dari sang pengawal bertapa, namun menurutnya tempat itu terlalu terlihat oleh dunia luar dan tidak bisa menutupi kesedihan dari sang dewi.
Maka pengawal itu membuatkan suatu tempat persembunyian yang berada didekat daerah itu, namun tidak terlihat sekilas oleh mata (dibawah genangan air). Dengan kesaktiannya si "Semar" membuat 2 ruangan dalam gua itu yaitu ruang awal dan ruang pertapaan utama. ruang awal sangatlah luas bagaikan ruang hall tanpa tiang dan ruang utama pertapaan yang jarang orang mau masuk sekarang ini.
Setelah dalam jangka waktu yang sudah diucapkan oleh dewi Suprobo, suaminya tidak kunjung datang, maka mulailah dia untuk melakukan pertapaannya. Pada waktu awalnya dia berada di bagian utama tempat untuk bertapa dan si pengawal bertapa pada bagian ruang awal yang cenderung sangat luas.
Namun selang beberapa saat air mulai surut pada bagian genangan yang ada, dan membuat mulut gua agak terbuka sehingga dari situ bisa terdengar dari ruangan awal suara dari luar.
Banarlah, ternyata selang beberapa hari atau minggu, ternyata suami dari dewi suprobo yaitu Senopati Mintoro Rogo, datang dengan nada suara riang membawa kabar bahwa pemerintahan mereka sekarang digabungkan dengan pemerintahan Carangsoka. Namun karena selama dia mencari berkeliling tempat itu dia tidak mendapati istrinya dimanapun, dia akhirnya marah dan menjerit.
Jeritan dan amarah itulah yang membuat air bergelombang terpecah, dan beberpa runtuhnya dinding gua. sang pengawal yang bertugas untuk mengamankan sang Dewi pun takut kalau terjadi runtuh ditempatnya dan ditempat sang Dewi. Maka dia keluar dengan membuat penutup gaib yang tidak bisa dilihat oleh seorangpun untuk menutupi dewi, namun alangakah bahagianya ketika dia mendapati bahwa Tuannya sang Senopati Mintoro Rogo telah datang pulang dengan selamat. Namun ketika tuannya bertanya tentang dimana istrinya, dia bingung untuk menjawabnya karena dia dijanji oleh Dewi bahwa tak seorangpun boleh tahu akan pertapaan beliau.
Maka diapun menceritakan hal itu pada sang Senopati. Dengan berat hati dia pun menghargai apa yang dilakukan istrinya itu adalah karena rasa kasih sayang untuknya, dan rasa kangen untuk bertemu dengannya, namun istrinya mengira dia telah meninggal, dan itu adalah kesalahannya.
Akhirnya diapun kembali dengan hati yang menyesal meninggalkan tempat itu. Sang "Semar" pun setelah kejadian itu mengikuti tuannya sang Senopati kembali ketempat sang Senopati, untuk menjaga dan menghibur sang Senopati.
#--------------------------------------------------------------------------------------------------------------#
Dari cerita itulah maka Goa Wareh disebut-sebut sebagai tempat yang pernah digunakan untuk pertapaan sang Semar.

Orang2 percaya bahwa didalam itu masih terdapat sosok misterius yang bisa mereka jumpai ketika mereka melakukan ritual, baik itu untuk mencari kekayaan maupun mencari kesaktian semata. Sosok itu dipercaya berbentuk wanita setengah ular, dan kadang berupa ular penuh, dan kadang pula berupa ikan yang sangat besar. mungkin itulah sosok pengalihan dari sang Dewi Suprobo.
Pemandian air gua wareh ini juga dipercaya dapat mengobati banyak penyakit, dan menjadikan awet muda pada orang yang percaya.
Kadang pula ada orang yang mencari kesaktian disini, dan bahkan ada orang yang bisa menemukan jalan tembusan ke gua lain yang ada diujung gunung.
Ada hal yang aneh jika anda berkunjung disini, yaitu banyak para penduduk disini yang belum pernah masuk, bahkan kedalam ruang awalnya sekalipun, walaupun mereka mungkin sudah puluhan tahun hidup di kedumulyo.

Namun, bertolak dari hal-hal itu, Goa wareh perlu anda kunjungi jika hanya ingin mencari tempat yang murah untuk melihat Goa. Karena jika anda datang kesini anda tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun.
Referensi untuk terjadinya perang antara dua pemerintahan itu adalah :
1. Disini
2. Disini
3. Disini

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Desa Wisata Kedumulyo - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -